Pages

Sabtu, 24 Januari 2015

Ujian Nasional Bukan Lagi Satu-satunya Penentu Kelulusan


JAKARTA, KOMPAS.com- Selama ini Ujian Nasional (UN) menjadi satu-satunya penentu kelulusan siswa. Sebaliknya UN digunakan sebagai alat pengembangan potensi siswa sehingga menjadi bagian dari proses pembelajaran.
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan, Kemendikbud akan mengubah konsep UN bukan untuk menakutkan siswa karena digunakan sebagai indikator kelulusan, tetapi justru mendorong siswa untuk memanfaatkan UN sebagai alat pembelajaran.
“Saat UN menjadi satu-satunya penentu kelulusan, banyak siswa yang distres dan penuh dengan tekanan. Hal itu akhirnya memicu terjadinya kecurangan-kecurangan, itulah yang ingin kami evaluasi,” ujar Anies pada konferensi pers pelaksanaan UN di Jakarta, Jumat (23/1/2015).
Kelulusan siswa, kata dia, sepenuhnya ditentukan oleh sekolah. Sekolah dapat menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah dan Ulangan Kelas. Bila siswa lulus, siswa akan menerima sertifikat tamat belajar.
Sementara itu kewajiban negara adalah menyelenggarakan UN. Hasil dari UN adalah Surat Keterangan Hasil UN yang sepenuhnya akan diserahkan ke sekolah.
Anies menambahkan, UN nantinya akan digunakan sebagai alat ukur pemetaan kemampuan siswa. Artinya, UN dapat digunakan untuk melihat kualitas dari mutu program dan satuan pendidikan.
Karena itu, hasilnya dari UN bukan hanya berupa nilai, tetapi juga kategorisasi (levelling) dan deskripsi dari nilai, serta diagnostik untuk perbaikan.
“Surat keterangan hasil UN akan dibuat lebih lengkap dengan levelling untuk menggambarkan capaian kompetensi siswa,” jelas Anies.
Penulis : Unoviana Kartika
Editor : Kistyarini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar